Kala itu dingin menerjang seakan tiada teman
yang mengingatkan.
Setiap langkah yang dilalui cuma terniang
kerinduan yang dipendam.
Aku berujar sampai kapan rasa ini kan
kulampiaskan.
Sehingga tak ada satupun yang mengeluh bahwa
dunia ini sudah rentan akan kemunafikan.
Tak hentinya ku kumandangkan semua tentang
perasaan.
Yang ada hanya
membisu dan tak ada pujian.
Memang itu yang kuharapkan.
Namun, bukan berarti kita harus diam dan
berpangku tangan.
Yang ku ingin, kita saling menggenggam tangan.
Bersama menuju satu tujuan.
Dalam rintihan dan kenangan yang selalu
berkenan.
Meski khayal selalu mengabaikan.
Percayalah, ku kan menjadi...
PELUKAN YANG MENGHANGATKAN.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar