Kamis, 31 Oktober 2013

Sulitnya Berkata Jujur.


Tulisan ini terinspirasi dari kebohongan yang pernah diucapkan,
Dan masih banyak kebohongan-kebohongan yang terjadi di kehidupan duniawi.

Mungkin, sepintas kebohongan yang telah diucapkan tidak akan bermakna dan memiliki rasa,
Bila kebohongan itu tidak terungkap kebenarannya.
Mungkin sepele, tapi bila kebohongan yang terus diucapkan
Maka ia dapat menjadi candu. *candu asmara kaliiiii..

Bukankah kebohongan hanya dapat menutupi sesaat.
Bukankah dengan adanya kebohongan, maka  dapat merusak kepercayaan yang diberikan seseorang.
Dan bukankah kebohongan itu  dapat menciderai nilai-nilai persahabatan yang telah dibina.

Sampai pada saatnya kebohongan yang telah di ucapkan, nantinya...
Akan menghasilkan kebohongan – kebohongan yang lain untuk menutupi suatu kebohongan yang telah diucapkan.

Ada yang berkata “berbohong demi kebaikan”
Tentu kalimat ini perlu penafsiran secara tegas dan jelas.
Kebaikan seperti apa yang dihasilkan dari berbohong ????

Jika dalam UU, diperlukan adanya penafsiran otentik, penafsiran restriktif, penafsiran gramatikal, penafsiran historis, penafsiran  ekstensif, penafsiran sistematis, dan penafsiran analogis.
Apakah hal itu berlaku sama bagi “kebaikan” dari arti berbohong.

kepercayaan itu mahal, dan alangkah baiknya apabila dijaga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sumber Hukum yang wajib diketahui

Hukum adalah sesuatu yang abstrak, sebab ada yang mengartikan hukum sebatas nilai, kaidah, norma, aparat penegak hukum, dan lain-lain. Bahk...

Beberapa Asas Hukum