Di saat mentari terbit, aku pun terbangun dari mimpi.
Bukan mimpi yang membuat jiwa ini risau,
Tetapi ku membayangkan sosok yang merupakan bagian dari
tulang rusukku nanti,
Yaitu
Seseorang yang
membangunkan ku dari mimpi di kala pagi datang.
Seseorang yang memberi dorongan semangat di kala letih
menghampiri.
Seseorang yang senantiasa menemani di kala senja telah
menepi.
Dan
Seseorang yang membasuh luka disaat jiwa telah rapuh.
Ya memang,
Setiap malam datang, selalu ada bulan yang memberikan
kelembutan.
Namun, ku percaya.
Meskipun hujan dan dingin menyelimuti,
Ia selalu mengiringi langkah kaki ini pergi dengan
memberikan hangat nya sentuhan dan kelembutannya.
Meskipun cuaca terik, dan panas menyelimuti,
ia pun selalu hadir menjadi tempat peneduh dan mengitari
rasa ini dengan tulus.
Aku berharap suatu saat nanti kita dapat bersama – sama
membunuh sepi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar